Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
REGISTRASI ANGGOTA
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia
REGISTRASI ANGGOTA

Pemadam Kebakaran

Pemadam kebakaran adalah profesi yang sangat mulia dalam praktek nyata, tapi kalau dalam setiap gejolak bahan pokok, memakai cara yang biasa dilakukan petugas pemadam kebakaran, so pasti akan merugikan berbagai pihak, tidak peduli negara, terlebih rakyat kecil justru yang paling dahulu merasakannya

Gejolak bahan pokok yang tetap atau kerap berulang, pada momen dan waktu dari itu ke itu juga. Tapi anehnya selalu terperosok pada lubang yang sama.

Namun demikian, dalih dan dalil untuk melakukan sanggahan, agar seolah olah gejolak bahan pokok itu harus dimaklumi dan diterima sebagai sebuah peristiwa yang memang harus dijalani, dan jurus jitu andalan dari masa ke masa hanya satu, yaitu pasar murah atau bazar murah.

Pelaksanaan pasar murah atau bazar murah menjadi berita aktual pada setiap gejolal bahan pokok berulang, semua instansi dan pejabat berlomba lomba memperlihatkan kepeduliannya, mondar mandir, keluar masuk dari satu pasar ke pasar lainnya, tapi solusinya bukan memenuhi dan membanjiri barang yang bergejolak ke dalam pasar, malah berjualan sendiri di kantor kantornya.

ASN berjibaku melayani rakyat yang datang bersuyun duyun, untuk membeli paket paket bahan pokok murah, ada yang ngatur antrian, dan ada yang jadi kasir, suka cita, senda gurau, senyum pelayanan mengembang pada setiap petugas, karena barangnya laku dan malah sangat laku dan laku.

Tapi, Pejabat, ASN, staf, semua lupa apa yang kerap mereka lakukan, yang mereka anggap sebagai jurus jitu meredam kenaikan harga, dan mampu menekan nilai inflasi adalah sebuah praktek pembunuhan secara sistematis terhadap UMKM, pedagang kecil, pedagang pasar, pedagang kali lima, yang tersedot oksigennya hingga tersengal sengal. Sebab mereka bukan menjalankan solusi, tetapi mereka sedang beratraksi sebagai petugas pemadam kebakaran.

Artinya, keberhasilan dalam menekan gejolak harga dan menekan nilai inflasi hanyalah keberhasilan semua, karena di lain pihak, UMKM, dan para pedagang tersengal sengal mencari kesetimbangan agar mampu memperoleh oksigen sehingga bisa bernapas dengan normal.

Mereka bangun pasar berpuluh puluh milyar, meraka ciptakan wirausahawan kecil baru, mereka bina, mereka bimbing menghabiskan anggaran milyaran setiap tahunnya, tapi mereka bunuh melalui praktek pasar murah. Sudah tertutupkah mata, dan telinga mereka, sehingga tidak lagi mampu menghadirkan solusi bersistem dalam menghadapi gejolak bahan pokkok yang kerap berulang pada momen dan waktu yang sama, atau justru mereka malah senang melihat kondisi UMKM dan pasar sekarat???

APAKAH MEREKA SUDAH TERMASUK PADA KELOMPOK SUMMUN BUKMUN NGUMYUN FAHUM LAYARZI’UN, karena buntu menciptakan solusi bersistem

Waalohu’alam bisshowab

Nandang Sudrajat
Ketua DPW APPSI JABAR

Leave a Reply