Menjelang hari raya Idul Fitri 1444 H, beberapa harga kebutuhan pokok mengalami lonjakan signifikan. Itu terjadi lantaran adanya peningkatan kunjungan dan nilai transaksi di pasar pasar, meski keadaannya tidak seramai sebum Covid 19 melanda. Ini patut kita syukuri mudah mudahan keadaan tingkat kunjungan yang ramai, akan terus berlangsung di hari hari biasa.
Demikian disampaikan Nandang Sudarajat, dalam kapasitasnya selalu Ketua DPW APPSI JABAR, yang juga sekaligus sebagai Sekjen DPP PAPERA, di sela sela memantau kondisi beberapa pasar di Kota Bandung.

Beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan adalah di kelompok bumbu bumbuan, seperti berbagai jenis cabai, bawang merah bawang putih. Bawang merah diketahui saat ini berada pada kisaran harga 36 – 38 ribu per kg itu jenis campuran. Bawang putih saat ini dijual antara 34 – 36 ribu per kg.
Cabe hijau 40 ribu per kg, cabe rawit merah dijual 50 ribu per kg. Sementara cabe merah besar dijual antara 58 – 60 ribu per kg.
Bahan pokok lainnya yang mengalami kenaikan adalah ayam ras, yaitu berada pada kisaran 39 sampai 40 per kg. Sedangkan, telor ayam masih stabil sejak awal ramadhan dengan harga betkisar antara 29.000 sampai 30.000 per kg.

Yang berada pada stabil tinggi dan bisa dianggap sebagai barang langka adalah minyak kita dijual masih di atas HET, yaitu antara 15 – 16 ribu per liter
Lebih lanjut, memang kenaikan beberapa harga bahan pokok pasti akan memberatkan rakyat, di tengah tengah masih terbatasnya kemampuan keuangan rakyat. Dengan demikian seharusnya Pemerintah dapat melakukan pengendalian harga, karena kenaikan harga itu berulang pada waktu dan momentum yang sama. Tapi jangan dilakukan melalui pendekatan konvensional dengan cara operasi pasar yang tidak terintegrasi dengan pasar. Sebab itu akan merugikan dan secara langsung membunuh keberadaan pasar dan pedagang pasar. Pungkas Nandang.
