Kondisi Pasar Kemiri Muka, Depok, semakin jorok lantaran sampah-sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) sudah menggunung. Menurut pedagang setempat, gunungan sampah itu terjadi selama dua bulan terakhir.
Akibatnya, tumpukan sampah mengganggu aktivitas jual beli di Pasar Kemiri Muka Ketua Kerukunan Pedagang Pasar Kemiri Muka Depok (KPPKMD) Karno Sumardo mengatakan, kondisi sampah yang menggunung itu bukan karena petugas Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok tak mengangkut.
Namun, intensitas pengangkutan sampah yang dilakukan petugas DLHK Kota Depok tak sebanding dengan sampah yang masuk di TPS tersebut. Sampah yang masuk ke TPS Pasar Kemiri Muka bisa mencapai tiga truk per hari.
Namun, petugas DLHK hanya mengangkut sampah tersebut tiga kali dalam seminggu hanya dengan menggunakan satu truk. “Kalau setiap hari diangkut truk seperti yang sudah-sudah tidak akan menggunung. Sehari memang diambil dua truk, tapi itu tidak tiap hari, dua truk juga tidak utuh,” kata Karno saat ditemui di Pasar Kemiri Muka, Senin (29/5/2023).
Protes pedagang
Hal itu memicu kegeraman para pedagang Pasar Kemiri Muka. Mereka beranggapan bahwa kondisi sampah yang menggunung itu sudah seperti di tempat pembuangan akhir (TPA). Buntutnya, para pedagang memasang sejumlah banner berisi protes yang ditujukan ke DLHK Kota Depok.
Terpasang dua banner bertuliskan “Kembalikan fungsi TPS Pasar Kemiri Muka Depok seperti semula!” dan “Pasar Kemiri Muka Depok bukan tempat pembuangan akhir (TPA)”. Spanduk-spanduk itu dipasang di tembok pinggir rel kereta dekat TPS tersebut.
“Saya anggap sekarang ini TPS Pasar Kemiri seperti menjadi TPA. Kenapa? Karena yang membuang sampah di situ bukan dari lingkungan pasar saja,” kata Karno.
Tingginya gunungan sampah
Ketinggian sampah yang menggunung di TPS mencapai lima meter. Tinggi tumpukan sampah itu bahkan nyaris sejajar dengan atap para pedagang Pasar Kemiri Muka. Selain sampah pedagang, sampah-sampah di sana juga berasal dari enam RW di sekitar Pasar Kemiri Muka.
Sampah-sampah itu didominasi sampah sayuran, buah-buahan, keranjang, karung, dan sampah rumah tangga. Bahkan, kondisi sampah sudah membusuk. Hal itu ditandai dengan beberapa sampah yang sudah menghitam dan mengeluarkan air. Belatung mengerubungi tumpukan sampah yang menggunung itu. Kondisi itu menimbulkan aroma tak sedap yang mengganggu para pedagang dan pembeli.
Ancaman pedagang
Para pedagang Pasar Kemiri Muka mengultimatum DLHK Kota Depok untuk segera mengangkut sampah yang menggunung di TPS. Karno mengatakan, apabila ultimatum itu tak diindahkan, para pedagang akan menduduki kantor DLHK Kota Depok dan membuang sampah di sana.
“Jika sampah tidak diangkut, kami akan demo kepala DLHK. Kemudian, sampahnya akan saya tumpahkan di depan kantor DLHK,” kata Karno. Selain itu, para pedagang juga bakal berunjuk rasa kepada Wali Kota Depok Mohammad Idris lantaran tak bisa mengatur bawahannya.
“Karena ini tanggung jawab DLHK, tapi tembusannya tetap ke Wali Kota. Wali Kota juga akan kami demo, karena kami anggap tidak bisa mengatur kepala dinasnya dengan baik,” ucap Karno.
Oleh karena itu, para pedagang mendesak DLHK Kota Depok segera membereskan permasalahan sampah yang menggunung itu. Para pedagang hanya memberikan waktu tiga hari kepada DLHK Kota Depok, terhitung sejak Senin kemarin.
“Kami beri waktu tiga hari. Jika tidak ada tindakan, maka akan kami lakukan demo fisik, sampah akan kami bawa dan akan ditumpahkan di depan kantor DLHK,” ujar Karno. KOMPAS