Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional (APPSI) Jawa Barat, Nang Sudrajat mengatakan, kehebohan informasi sepinya pedagang di Pasar Tanah Abang sebenarnya bukan hal baru. Kondisi ini juga terjadi di banyak pasar di Jawa Barat sejak 2019.
“Sepinya pasar secara drastis bukan hanya Tanah Abang di Jakarta, tetapi seluruh pasar di Indonesia mengalami penurunan nilai transaksi yang drastis Hingga ada pasar si Kota bandung yang tingkat okupansi toko buka hanya 20 persen saja,” kata Nang, Minggu (24/9/2023).
- Sudah terjadi sejak 2019
Dia menuturkan, kondisi peralihan masyasrakat membeli barang secara daring (online), tidak ke toko, sudah ada dari 2019. Kondisi ini bahkan sudah disampaikan kepada banyak instansi di pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Nilai transsaksi jual beli di pasar rakyat sekarang turun drastis bahkan ada yang mencapai 50 persen sampai 70 persen.
“Itu merupakan nilai transaksi dalam 50 tahun terakhir,” kata dia.
- Harus ada kebijakan terintegrasi agar pasar rakyat tetap eksis
Menurutnya,untuk menjawab persoalan yang ada saat di pasar tradisional, tidak bisa dilakukan secara parsial tetapi harus dilakukan secara terintegrasi dengan langkah utama adalah melalui pendekatan kebijakan yang bersifat extra ordinary polic.
Karena tantangan yang dihadapi oleh pasar sangat kompleks mulai dari persoalan modal, pengelolaan, keberpihakan kebijakan, sampai dengan daya saing.
“Artinya, kalau tidak dilakukan secara terintegrasi oleh dan antarstakeholders, pasar akan benar-benar punah, karena saat ini pasar rakyat sedang sakatul maut menuju kepunahan. IDNTIMES