Setelah Terbakar pada September 2020, Pasar Cempaka Putih seakan tidak lagi diperhatikan. Pasalnya hingga saat ini, tiga tahun berselang belum ada rencana dari pihak pemerintah untuk melakukan pembangunan ulang.
Dimas Putra Kepala Pasar Cempaka Putih mengatakan, hingga saat ini dirinya belum mendapatkan informasi terkait rencana pembangunan pasar cempaka putih.
Menurut Dimas, setelah
terbakar, para pedagang ditempatkan di penampungan sementara. Penampungan ini dibangun menggunakan baja ringan dengan kondisi seadanya.
Sebelum kebakaran ada 1.075 pedagang yang berjualan di Pasar Cempaka Putih. Namun setelah pasarnya terbakar dan dibangun penampungan sebanyak 132 pedagang tidak lagi berjualan di lokasi penampungan.
Selain kondisinya yang memprihatinkan, sepinya pembeli menjadi alasan ratusan pedagang tidak lagi berjualan di pasar cempaka putih.
“Saat ini trennya ini memang demikian, warga yang ke pasar terus menurun,” ucap Dimas yang merupakan karyawan PD Pasar Jaya.
Lebih lanjut Dimas mengatakan, jika masalah pembangunan merupakan ranah pemerintah provinsi DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya.
Dimas mengatakan jika dirinya ditempatkan di Pasar Cempaka Putih hanya untuk memastikan para pedagang membayar biaya pengelolaan pasar (BPP) bank DKI. Dimana besarannya variatif mulai dari Rp90.000 sampai Rp 150.000.
“Biasanya BPP yang paling mahal itu untuk para penjual emas. Sementara yang paling murah untuk penjual pakaian tekstil,” ucap Dimas.