Trotoar di depan Pasar Nangka Bungur yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki tidak bisa lagi digunakan.
Pasalnya hampir sepanjang satu kilometer digunakan pedagang untuk berjualan.
Sriyono Kepala Pasar Nangka Bungur mengatakan, pihaknya tidak memiliki kekuatan untuk menertibkan pedagang yang berjualan di atas trotoar.
Menurutnya hal tersebut merupakan kewenangan satpol PP selaku pemangku jabatan terkait ketertiban. Juga lurah Utan Panjang sebagai pimpinan wilayah.
“Saya disini cuma berdua, tidak bisa menertibkan pedagang yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan mungkin,” ucapnya saat ditemui.
Dirinya mengaku pada tahun 2020 pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan Satpol PP. Saat itu dilakukan penertiban. Akhirnya hanya menyisakan beberapa pedagang.
Namun lantaran masih ada yang berjualan di trotoar, pedagang yang ada di dalam pasar merasa iri dan akhirnya keluar lagi
Sebab secara logika yang diluar lebih besar kemungkinannya untuk dibeli. Para pembeli tidak perlu parkir.
“Menurut saya penyebabnya adalah sebagian pedagang yang ngotot jualan di atas trotoar. Hal ini membuat iri pedagang lain dan akhirnya keluar juga,” ucapnya.

Dirinya berharap pihak terkait bisa tegas melakukan penindakan, sebab hal tersebut jelas jelas menyalahi aturan. Trotoar kan fungsinya sebagai lahan untuk pejalan kaki.
“Jika Trotoar dijadikan untuk tempat jualan tentu hal tersebut sudah merubah fungsi dari trotoar itu sendiri,” ucapnya.
Sementara itu salah satu pedagang yang enggan disebut namanya mengatakan, dirinya sudah lama berjualan di atas trotoar. Menurutnya dengan berjualan di atas trotoar omzetnya lumayan besar.
Dirinya juga mengatakan ada iuran yang harus dibayarkan setiap harinya kepada salah satu ormas tertentu.
“Saya pilih jualan di atas trotoar karena lebih simpel, gak ribet, meski ada iuran-iuran,” ucapnya.
Terkait dirinya yang melanggar aturan, pedagang tersebut menyangkal. Sebab yang berjualan di atas trotoar tidak hanya dirinya. Melainkan ada ratusan pedagang.
“Kalo saya jualan di dalam pasar sendirian jadi saya yang boncos dong bang,” ucapnya lagi.
Lebih lanjut pedagang sayuran ini mengatakan, jika memang ingin ditertibkan harus semuanya masuk. Karena jika ada satu atau dua pedagang yang dibolehkan jualan di atas trotoar itu namanya tidak adil.
“Jika memang harus masuk ke dalam pasar, semua pedagang suruh masuk dong,” tutupnya.