- Di tengah situasi ekonomi yang menantang seperti saat ini, salah satunya dengan adanya kenaikan inflasi, bagaimana dampaknya terhadap kondisi pasar tradisional di Indonesia?
Pedagang pasar memang belum sepenuhnya pulih dari keterpurukan akibat pandemi, pandemi menurunkan daya beli dsb. Memang sudah mulai menggeliat namun belum sepenuhnya pulih seperti biasa karena daya beli masyarakat menurun. Ada kenaikan barang kebutuhan pokok, masyarakat ngerem untuk berbelanja yang asalnya belanjanya 10 dikurangi jadi 5 sehingga omzet pedagang pasar menurun. Memang kondisinya masih sulit.
Sebelumnya masifnya penjualan online banyak mengerus, jadi pedagang pasar terhimpit sudah terkena ritel modern dampaknya (indomart, alfamart, dll.) kemudian online, pandemi, kenaikan barang yang luar biasa sehingga semakin turun. Daya beli masy. belum pulih, barang sudah naik karena beberapa faktor. Karena pedagang pasar tidak bisa melakukan apapun, membuat harga murah pun harga belinya saja sudah mahal. Kenaikan BBM ongkos transport naik
- Bagaimana reaksi pedagang pasar dan konsumen di lapangan terhadap isu inflasi dan kenaikan komoditas ini?
Pedagang pasar keluhannya omzetnya menurun, kemudian berharap situasi dan kondisi secara umum di masyarakat juga membaik. Artinya, mungkin daya belinya yang dinaikan (masyarakat) karena kalau murah tapi daya beli belum meningkat sama saja. Pedagang pasar berharap situasi kondisi ekonomi masyarakat baik baik saja, jadi ketika daya beli masyarakat naik maka harapannya belanjanya masyarakat naik dan pedagang pasar omzetnya meningkat.
Berharap pemerintah membuat kebijakan yang semakin memicu terjadinya inflasi, kebijakannya mesti yang kemudian membuat suasana pasar kondusif. Jangan seperti yang minyak goreng jadi mahal gila gilaan, di Sulawesi sampai 60rb. Sekarang sudah turun, jadi berharap kebijakan pemerintah tidak malah memicu ketidakstabilan harga. Karena harga mahal, masyarakat jadi menahan diri untuk belanja dan ini juga ngaruh ke omzet pasar.
- Apa saja kerugian yang dialami pedagang pasar akibat menurunnya daya beli dan naiknya harga pangan ini?
Kerugiannya adalah biaya operasional tetap bahkan membengkak atau naik, sementara omzet turun. Artinya pendapatan turun. Kenaikan sedikit itu menurunkan untung, yang harusnya bisa ambil 10% malah cuma bisa 5%. Hari ini beli, besok beli udah gak bisa dengan harga yang sama karena harganya sudah berubah dan gak dapat untung.
Hal hal seperti ini merugikan pedagang, padahal biaya operasional meningkat karena biaya transport dll tapi omzet berkurang jadinya rugi. Biayanya gak turun, sewa atau biasa retribusinya turun, kecuali kalau biayanya diturunkan mungkin gak berdampak.
- Apakah kenaikan harga pangan dan barang pokok ini menyebabkan penurunan omzet?
Pedagang pasar belum punya alternatif lain untuk mengatasi permasalahan ini (omzet) sebagian besar belum tergabung ke platform e-commerce. Juga saat ini memang ada alternatif penjualan misalnya melalui WA dll tapi itu hanya tersebar di pelanggan, memang kita memitigasinya sampai saat ini belum ada solusi yang pasti.
Harusnya memang ada mitigasi kenaikan harga harusnya misalnya kita ketika harga murah itu kemudian kita borong simpan nanti dikeluarkan ketika harganya mengalami kenaikan, sementara dari sisi itu yang pertama kalau mau borong atau stock yang pertama kios dipasar luasnya berapa, gak ada gudang, biasanya disimpan di rumah.
Modalnya untuk stock, rata rata juga dadakan kok belinya. Ada uang gaada gudang, gak cukup gudang juga gak cukup uangnya. Mitigasi misalnya dengan cara harga murah, petani panen stock pedagang, yang bisa nyetok yang distributor yang teratur, pedagang gimana nyetoknya? Dananya juga terbatas. Kami belum punya solusi, ada solusi tapi tidak ada keberdayaan. Butuh dukungan stakeholder terkait, pengelola pasar, dll.
Dulu kita pernah salah satu caranya pengelola pasar ada gudang di pasar yang kosong bisa dijadikan distribution center, tapi ternyata yang dilakukan pengelola pasar itu gak menjadi stock point. Sudah pernah diusulkan, ada semacam kepemilikan bersama belanja bersama karena modalnya bengkak, biar pedagang pasar belanja bareng dan belanjanya banyak dan ongkosnya bisa efisien gak membengkak. Biaya transport dll bisa berkurang, tapi ini belum bisa dilakukan. Ini masih bisa diupayakan
- Apa solusi strategis yang akan ditawarkan oleh APPSI kepada Pemerintah?
Pemerintah harus menjadi agregator untuk memfasilitasi pedagang pasar supaya terjadi kestabilan harga, omzet naik. Kami berharap pemerintah melalui BUMN sebagai distributor ke pasar, jangan hanya berdagang ke yang besar sementara pasar butuh distributor. Karena penugasan pemerintah, BUMN tidak ambil untuk banyak banyak tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan. Harapan kita begitu.
Foto : Republika